5/13/2014

Ibadah = Kekayaan

“Sesungguhnya Allah berfirman : “Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. (Dan) jika kalian tidak melakukannya, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu”. (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dari Abu Hurairah)

Ibadah bermakna kesadaran untuk beragama yakni dalam bentuk pengabdian kepada Tuhan sesuai dengan anjuran atau syariat yang telah ditentukan. Dalam konteks ritual, ibadah berarti melaksanakan aktifitas ritual tersebut, sedangkan dalam konteks muamalah berarti mengaplikasikan substansi ibadah ritual dalam nilai-nilai kebenaran untuk manfaat semesta alam dalam bingkai Ridho Ilahi.

Menurut Ibnu Taimiyah ra,  “Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi maupun yang nampak. Maka shalat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil, berbuat baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah.”

Salah satu tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada Tuhan Semesta Alam. Maka jadikan tujuan ini sebagai tujuan utama dalam hidup. Dalam istilah lain ibadah adalah bergantung sepenuhnya kepada Sang Pencipta yang diindikasikan dengan keimanan/ keyakinan dimana keyakinan tersebut akan dibuktikan dengan amal perbuatan baik ritual maupun muamalah. 

Tuhan telah berjanji bahwa siapapun yang hatinya selalu terkait dengan_Nya kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan, maka Dia akan memenuhi dada kita dengan kekayaan dimana segala kebutuhan kita akan dipenuhi. Sebaliknya siapapun yang melepaskan kaitnya yakni tidak bergantung kepada_Nya dan lebih percaya kepada selain_Nya baik itu mahluk hidup maupun mahluk yang tidak hidup maka Allah swt akan memenuhi dadanya dengan kesibukan yang melelahkan namun tidak akan pernah merasa terpuaskan.



3 komentar: