"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa meluaskannya." (QS Adz-Dzariyat 47)
Teori alam semesta statis yang tergeser dengan konsep anyar yakni alam semesta dinamis memberikan pengaruh kepada teori-teori berikutnya. Konsep alam semesta dinamis mengatakan bahwa alam semesta mengalami pemuaian/ meluas. Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Penemuan yang menggegerkan dunia ini disusul oleh penemuan Hubble lainnya dimana bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Kesimpulan mencengangkan yang dapat ditarik adalah alam semesta dan semua isinya bergerak saling menjauhi. Atau dalam bahasa lain alam semesta itu senantiasa meluas/ memuai.
Albert Einstein, salah seorang ilmuwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada mulanya menyimpulkan bahwa persamaan yang dibuatnya menunjukkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis namun ia menambahkan sebuah parameter X untuk membuat keadaan alam semesta yang statis. Hal ini dikarenakan konsep yang dominan pada saat itu adalah teori alam semesta statis dan Einstein hendak membuktikannya dengan memasukkan parameter tersebut. Namun di kemudian hari Einstein meralat pernyataannya dan menyebut sebagai "kesalahan terbesar dalam kariernya".
Pemuaian alam semesta mengandung makna bahwa ia bermula dari satu titik tunggal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa satu titik tunggal yang mengandung semua materi alam semesta ini pastilah memiliki volume nol dan kepadatan tak terbatas. Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki volume nol tersebut. volume nol dalam fisika adalah sebuah konsep untuk memahami sebuah hal yang tidak bisa dipahami. Ilmu pengetahuan mendefinisikan konsep ketiadaan yang melampaui batas pemahaman manusia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai titik yang memiliki volume nol. Artinya alam semesta bermula dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.
Fakta mencengangkan ini baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, sementara Al Quran mengatakan dengan jelas empat belas abad yang lalu dalam sebuah firman Tuhan
"Dia Pencipta langit dan bumi." (QS. Al An'am:101)
Pemuaian/ perluasan alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Fakta perluasan alam semesta yang baru bisa diketahui pada abad 20 sudah diinformasikan dengan gamblang dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu.
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa meluaskannya." (Surat Adz-Dzariyat:47)
Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson, menemukan gelombang radiasi yang disebut "radiasi latar belakang" yang nampaknya bersumber dari pusat tertentu yang meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah di angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.
Semua bukti kuat ini memaksa komunitas ilmiah untuk menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam semesta.
Dennis Sciama, yang membela teori alam semesta statis bersama Fred Hoyle selama bertahun-tahun, menggambarkan posisi terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua bukti tentang teori Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa dulu dia membela teori alam semesta statis bukan karena menganggap teori tersebut benar, melainkan karena berharap bahwa teori itu benar. Dennis Sciama mengatakan lagi bahwa pertama-tama ia menentang bersama Hoyle. Akan tetapi, saat bukti-bukti mulai bertumpuk, ia mengaku bahwa perdebatan tersebut telah selesai dan teori alam semesta statis harus dihapuskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar