Ayat diatas menjelaskan bahwa ada dua buah laut dimana airnya tidak saling bercampur. Hal ini tentu saja fenomena yang aneh, apalagi saat turunnya ayat diatas. Maka tak heran banyak kaum kafir yang mengatakan Nabi Muhammad saw seorang yang majnun atau gila. Walaupun dihina dengan hal yang demikian namun tidak menyurutkan keyakinan Nabi saw untuk terus menyampaikan kebenaran.
Pada kondisi normal air laut akan saling bercampur sehingga tercapailah kondisi air dengan PH atau kadar garam yang seimbang. Namun ayat diatas mengabarkan sebaliknya. Bagaimana ini dapat terjadi?
Kemudian seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terlihat gambar-gambar yang diambil dengan kamera canggih dimana menunjukkan bahwa kondisi lautan dunia tidak seluruhnya sama dan serupa. Ada perbedaan suhu, kadar garam, konsentrasi, oksigen, dan lain-lain yang diindikasikan dengan warna biru, hitam, dan kuning akibat perbedaan suhu. Dengan pengambilan gambar khusus untuk mengukur suhu melalui satelit dan pesawat ruang angkasa terlihat garis putih tinggi pemisah antar satu lautan dengan lautan lainnya.
Dengan adanya teknologi yang berhasil memotret sekat antar laut memberikan sebuah fakta mengejutkan dimana apabila ada air satu lautan memasuki lautan lainnya maka air tersebut harus melalui jalur pemisah terlebih dahulu. Selain itu, lautan yang satu tidak bisa menguasai lautan lain dengan leluasa dan tidak bisa mengubah kondisinya. Kenyataan luar biasa ini baru dapat terungkap setelah diadakan penelitian jangka panjang dengan mendirikan ratusan satelit observasi dan pengambilan gambar melalui satelit. Ilmuwan yang pertama kali menemukan dan mengungkapkannya adalah Profesor Sceider (oceanolog terkemukan dari Jerman). Saat dia mendengar arti dan uraian ayat-ayat yang berkaitan dengan bidang keahliannya, dia jadi tertegun dan tercengang lalu berkomentar, “Ini pasti bukan ucapan manusia”.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang.” (QS Al-Furqon 53).
Seorang pakar kelautan lainnya mengatakan kekagumannya kepada kepada Al-Quran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Al-Quran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Kemudian terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam dikarenakan kebenaran yang sama sekali tidak bisa dibantah oleh ilmu pengetahuan. Costeau menemukan Tuhan dalam keilmuan yang digelutinya selama puluhan Tahun yang menyebabkan beliau mendapatkan hidayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar