Saya sudah membuat sebuah blog yang dikunjungi oleh ribuan orang perhari. Blog saya adalah www.adhinbusro.com, silahkan dikunjungi. Kita bisa belajar bareng-bareng tentang hikmah hidup yang tidak akan kering untuk digali. Di blog saya terdapat ratusan atau bahkan ribuan pertanyaan dari pembaca yang sedang mengalami permasalahan dalam hidup. Dari berbagai pertanyaan tersebut saya mencoba membalas dan membahasnya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan kami. Salah satunya adalah pertanyaan mengapa doa-doa belum juga ijabah atau terkabul, seperti salah satu pertanyaan yang sudah saya edit berikut ini,
....Ass wrwb, Pak Adhin, saya sudah melaksanakan sholat dhuha, istighfar, dan saya sedang berusaha bersedekah 10% dari penghasilan. Sebelumnya saya hanya beramal 2.5% dari penghasilan. Akan tetapi sampai saat ini pertolongan belum datang juga, saya berpikir mungkin karena dosa saya begitu banyak maka Allah masih ingin menguji saya, atau mungkin cara-cara saya berdoa belum tepat. Mohon pencerahan dari Mas Adhin...
Niat sudah, doa sudah, amalan untuk charge keyakinan sudah namun merasa permintaannya belum dikabulkan. Apa yang salah? Jawabannya tidak ada yang salah. Namun sebelumnya ada sebuah jawaban silahkan kita renungkan bersama-sama.
Apakah kiat sudah berdoa dengan khusuk? Ucapkanlah doamu dengan berendah
diri dan suara yang lembut agar hati tergetar. Ini bertujuan agar
kekhusukan tersebut bisa membangkitkan keyakinan dalam hati. Relaks dan
santai adalah pintu masuk pertama bagi kekhusukan (gelombang alfa), jadi
kalau bisa jangan berdoa ketika hati sedang diliputi oleh emosi. Yang
ada bukan keyakinan namun syetan lah yang akan masuk.
Kemudian harap dan cemas agar hati anda luluh kepada kekuasaan dan kecerdasan
Tuhan dalam meminta. Mengapa? Karena seringkali kita lebih suka
menyandarkan kepada kecerdasan diri yang terbatas. Harap, cemas dan
khusuk yang disandarkan kepada_Nya, bukan kepada logika atau akal
pikiran kita.
Yakin dikabulkan. Keyakinan ada di hati bukan
dimulut. Mulut adalah pintu gerbang pertama menuju hati. Maka jadikanlah
pintu gerbang tersebut terbuka dan pemahaman dari doa mampu merasuk ke
dalam hati. Jadi percuma saja anda berdoa sampai mulut berbuih sementara
hati lalai. Makanya berdoalah dengan bahagia karena bayangan
pengkabulan terasa sangat jelas di hati. Masalah waktu, Tuhan lebih
Mengetahuinya kapan waktu yang pas, layak dan pantas bagi kita untuk
menerima.
Tidak tergesa-gesa. Inilah pentingnya memasrahkan
segala proses kepada Ilmu_Nya. Sebelum anda pasrah maka doa belum
terkabul. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Tuhan Maha Tahu
kapan saat terbaik bagi kita untuk menerima karunia_Nya. Jangan sampai
sifat tergesa-gesa tersebut menjadikan doa kita lama terealisasi. Karena
itu jelas sekali mengindikasikan keraguan yang nyata akan Kekuasaan
Tuhan, Kemurahan_Nya.
Jadi, semua doa itu dikabulkan Allah swt, maka berdoalah dengan yakin seolah-olah hal itu sudah terkabul. Masalah proses yang melelahkan, menyakitkan dan membuat pusing sekali lagi ini hanya proses. Sudah biasa, sudah lazim dan memang lelah tersebut adalah sebuah hal yang harus ada sebagai syarat kepantasan.
Hanya dengan keyakinan yang mampu menggerakkan seluruh jiwa dan raga agar bergerak (Action) menuju penjelmaan takdir. Menuju pengkabulan doa. Bagaimana supaya bisa yakin? Jelas anda harus mengajak hati ketika melakukannya. Maksudnya kekhusukan, penghayatan dll harus benar-benar terasa dalam hati sebagai indikasi menjadi hamba yang lemah yang membutuhkan pertolongan. Dalam bahasa quantum, masuklah dalam gelombang alfa atau khusuk, karena hati hanya bisa berbicara ketika relaks, damai, santai dan bahagia. Ketika sudah alfa atau khusuk, maka kemudian akan timbul rasa pasrah, ikhlas dsb sebagai salah satu wujud pengaduan kepada Tuhan. Kalau sudah begitu maka segala niat-niat dan doa kita akan mudah terkabulkan dikarenakan hati sudah bersinggungan dengan frekuensi Tuhan (bahasa saya). Yakni iklhlas, pasrah dan tawakal.
Kalau anda berdoa namun masih saja belum khusuk yang diindikasikan dengan perasaan mengapa belum dikabulkan maka itu artinya hati anda masih dipenuhi dengan keragu-raguan. Maka seharusnya berbahagialah karena anda sudah berdoa kemudian menerapkan amalan membangkitkan keyakinan melalui sholat dhuha, tobat hajat, sedekah 10% dari penghasilan, dan kalau bisa jangan ada pertanyaan lagi. Maksudnya pertanyaan kapan ya? Mengapa belum ya? Kenapa ya?. Cukup berdoalah kemudian berbahagialah. Namun kadangkala kita banyak meminta melalui media amalan rezeki yang kita tidak tahu apa artinya, apa tujuannya. Menurut saya hal ini hanya membuang-buang waktu saja. Kalau anda rutin melakukan sholat rezeki misalnya, namun tidak tahu apa maksudnya, apa artinya dsb hal ini tidak akan membangkitkan keyakinan, keikhlasan dll yang signifikan. Padahal setrum keyakinan itu tadi yang menggerakkan diri menuju doa. Ia adalah bahan bakar bagi kendaraan untuk menuju tujuan.
Ijinkan kami menyimpulkan mengapa doa tidak kunjung dikabulkan. Ini sangat penting sekali untuk kita pahami. Jawabannya sederhana saja, yakni kita tidak benar-benar mengajak hati ketika melakukannya, sehingga tidak ada keyakinan yang cukup untuk menggerakkan jiwa dan raga menuju tujuan pengkabulan. Kalau keyakinan sudah signifikan maka permintaan apapun akan mudah dikabulkan. Masalah kapan, itu sudah tidak menjadi pertanyaan. Kalau memahami hal ini maka tahu-tahu sudah terkabul, tahu-tahu sudah menjadi nyata.
Semoga saya berhasil m adhin....spt yg mas sarankan
BalasHapus