Kita sudah membahas tentang kefanaan dunia. Jadi kalau mau jujur sebenarnya dunia ini tidak ada. Dunia seperti halnya sebuah pancaran cahaya yang kapan saja bisa dimatikan. Kalau cahaya tersebut dipadamkan maka tiba-tiba menjadi gelap, hampa, tidak ada. Lalu siapa yang ada? Siapa yang mempunyai wujud sejati? Dialah cahaya di atas cahaya, Tuhan Cahaya Langit dan Bumi.
Langit dan bumi sebagai dimensi yang kita huni saat ini adalah sebagian dari pancaran cahaya_Nya. Sebagaimana sifat cahaya yang bisa memancar ke segala arah. Demikian juga cahaya bisa terpecah menjadi banyak spektrum. Mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, abu-abu, putih dan spektrum lain yang kita tidak mengetahuinya. Maka demikian juga dengan pancaran cahaya Tuhan yang terdiri dari berbagai dimensi.
Dimensi dunia adalah alam terendah yang bisa kita ketahui. Ada berbagai tingkatan alam lain yang benar-berbeda dimana hal itu tidak akan kita ketahui melainkan dengan mengikuti proses sunnatullahnya. Ketika kita tua dan mati maka perjalanan baru akan dimulai yakni di alam kubur. Setelah kiamat kita akan melalui perjalanan berikutnya yakni alam akherat. Hidup adalah perjalanan antar dimensi.
Maka itulah sikapi hidup ini sebagai sebuah perjalanan. Jangan terjebak kepada perjalanan sementara didunia ini dengan hanyut dan terseret oleh nafsu bermegah-megahan. Karena perjalanan hidup ini menuju sumber cahaya. Dialah cahaya diatas cahaya, Tuhan Penguasa dan Pengendali Seluruh dimensi alam semesta.
“Allah (memberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti lubang yang tak tembus yang di
dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu
seakan-akan (bintang yang bercahaya) seperti mutiara yang menyalakan
minyak dari pohon yang banyak berkahnya, iaitu pohon zaitun yang tumbuh
tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah baratnya yang
minyaknya sahaja menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas
cahaya (berlapis-lapis) Allah membimbing kepada cahayanya, siapa yang
Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Bertasbih kepada Allah di
masjid-masjid yang telah diperintahka untuk dimulakan dan disebut
namanya di dalamnya, pada waktu pagi dan pada waktu petang, lelaki yang
tida dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari
mengingati Allah dan dari mendirikan solat dan dari membayar zakat.
Mereka takut pada suatu hari (yang dihari itu) Hati dan penglihatan
menjadi goncang. Mereka yang mengerjaka demikian itu supaya Allah
memberikan balsan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari
apa yang mereka kerjakan, dan supaya Allah menambahkan kurnianya kepada
mereka. Dan Allah memberi rezeki pada siapa yang dikehendakinya.”
(An-Nur 35-38)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar