”Iman itu kadang naik kadang turun maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.” (HR Ibn Hibban)
Keyakinan itu dalam prosesnya bisa naik dan bisa juga turun. Saat ini saat anda membaca buku ini kemungkinan besar keyakinan anda tumbuh, demikian juga semangat anda. Namun seiring waktu berjalan sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Terutama sekali setelah ada ujian dari keyakinan tersebut.
Hukumnya pasti, ketika ada keyakinan dalam dada anda akan diikuti dengan ujian. Tetapi semua ujian tersebut pasti sebanding dengan tingkat keyakinan. Orang yang keyakinannya rendah ujiannya juga ringan, demikian pula orang yang keyakinannya tinggi, ujiannya juga tinggi. Lalu bagaimana menyikapi ujian tersebut?
Yang pertama sadarilah bahwa keyakinan atau iman yang sudah berhasil anda raih adalah berkah dari Sang Pencipta. Sukuri itu sebagai bentuk anugrah. Iman adalah karunia tak terkira yang menjadi awal bagi kesuksesan dan kebahagiaan sejati.
Kedua, Pahami bahwa segala macam ujian kepantasan berasal dari Sang Pencipta. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran iman kita. Semua adalah pembelajaran supaya kita lulus ujian dengan baik.
Ketiga, yakini bahwa segala macam bentuk ujian keimanan bertujuan agar supaya kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Segala macam bentuk ujian bertujuan menghebatkan kita.
Maka ketika ujian itu datang sebagai salah satu bentuk kelayakan dan kepantasan untuk menjadi pribadi mulia, bertahanlah dan tetap ber Tuhan. Jangan menyerah tetapi hadapilah. Satu-satunya cara menghilangkan stress dan kekhawatiran dalam hidup adalah, HADAPI. Katakanlah, "Tuhan, kami tidak hendak berdoa agar Engkau menghilangkan beban berat ini, tetapi pikulkan beban itu dikedua bahuku dan kuatkanlah aku agar aku menjadi hamba_Mu yang tangguh... Amin"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar