” Ingatlah dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati.” (Nabi Muhammad saw)
Siapapun sepakat bahwa siapa saja yang bekerja dengan hati (niatnya baik), maka baiklah usaha, proses dan hasil akhirnya. Sesiapa yang bekerja dengan hati yang buruk (niatnya buruk) maka buruklah usaha, proses dan hasil akhirnya. Disini pentingnya manajemen hati atau olah rasa sejati di mana bertujuan supaya niat-niat yang dipanjatkan baik adanya.
Dalam hal ini kita sedang belajar untuk memancarkan niat yang mengandung muatan kebaikan sehingga ia akan menarik unsur-unsur kebaikan hadir dalam hidup kita. Karena tujuannya adalah setting masa depan yang dilukiskan dengan kekayaan, kemakmuran, cinta dan kebahagiaan maka mulailah menilai bahwa semua niat tersebut baik untuk hidup kita ke depan.
Maka mulai saat ini netralkan hati terlebih dahulu sebelum gelombang hati yang mengandung muatan kebaikan tersebut terpancarkan. Caranya dengan melupakan beban yang ada dalam hati baik disebabkan oleh luka atau takdir kelam masa lalu. Lupakanlah dan maafkanlah segala hal kejadian masa lalu sampai sekarang ini. Hal ini bertujuan agar hati kita netral (ikhlas) kembali di dalam menjalani hidup sekarang dan di masa depan, sambil kita bawa muatan baru yang lebih memberikan aura dan semangat yang lebih powerfull dalam bentuk niat-niat kita. Niat yang berasal dari hati yang damai dan bahagia itulah yang mempunyai kekuatan penuh daya untuk merealisasikannya. Hal ini dikarenakan niat yang dipancarkan bersamaan dengan keyakinan yang teguh kepada Sang Pencipta.
Jika niat yang kuat sudah dilantunkan dalam hati yang ikhlas maka proses berikutnya giliran pikiran yang akan mencari jawaban. Pikiran yang digambarkan dengan otak yang terdapat di kepala kita adalah kecerdasan yang dianugrahkan Tuhan untuk digunakan sebagaimana tujuan penciptaan. Kemudian pada prosesnya pikiran tersebut mau tidak mau akan mencari jawaban dari niat baik yang sudah dikirimkan oleh hati yang ikhlas atau khusuk.
Sukses bermula dari keinginan kuat dalam pikiran kita. Sukses adalah kondisi pikiran kita. Bila anda menginginkan sukses, maka anda harus mulai berpikir bahwa anda sukses. Dan mengisi penuh pikiran anda dengan kesuksesan. Sukses itu sederhana, Lakukan hal yang tepat, dan cara yang tepat. Dan pada waktu yang tepat. Sukses untuk anda. (Atsar/ Pepatah)
Menurut Sandiaga Uno (pengusaha sukses pemimpin grup Saratoga), awali suatu usaha dengan sebuah niat. Niat untuk membangun sebuah usaha itu pun, jangan hanya menargetkan kekayaan. ''Tujuan akhir jadi entrepreneur itu ialah rahmatan lil allamin,'' kata Sandi saat memberikan seminar bisnis di Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini, Ngabar Kraton, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (18/7) petang.
Untuk panduan setting keyakinan masa depan yang lengkap dan komprehensif silahkan klik dan belajar disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar